Saturday, December 25, 2010

Eksotisme Batam, Kebijaksanaan Pulau Penyengat

 
Kepulauan Riau dari udara






Hamparan laut biru muda terbentang luas dan seringkali diselingi oleh pulau-pulau kecil dengan pantai putihnya, beberapa dengan hutan lebatnya, memberitahu saya bahwa sebentar lagi pesawat saya akan mendarat. Hantaman roda pesawat dengan landasan pacu bandara internasional Hang Nadim terdengar keras, dan semakin keras, saat pesawat berusaha sekuat tenaga untuk berhenti seakan menghindari benturan dengan tembok besar yang menghadang di depan, walaupun sebenarnya bandara ini memiliki landasan pacu yang paling panjang seantero Indonesia, bahkan lebih panjang daripada bandara Soekarno-Hatta. Semakin lama mesin jet pesawat menderu semakin pelan, menandakan bahwa seluruh penumpang sudah diperbolehkan untuk turun. Saya pun melaju menyusuri lorong panjang, disambut oleh beberapa reklame yang mengucapkan selamat datang di sebuah pulau terdekat dengan kawasan paling maju dan paling modern di asia tenggara.

Gurindam 12, karya Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau



Inilah Gurindam Dua Belas
Karya Raja Ali Haji
Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau

~ ~ ~

Gurindam pertama dan kedua yang diukir di atas batu marmer

Persimpanan yang indah-indah
Yaitulah ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur
Akan gurindam yang beratur
 
Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat.

Thursday, December 9, 2010

Ekonomi Islam, sebuah pandangan pribadi


Saya baru saja menyelesaikan sebuah kuliah informal, informal karena kuliah ini dibuat dan dikelola oleh organisasi mahasiswa dan bukan oleh universitas, yang memiliki tema tentang ekonomi Islam sehingga disebut dengan kuliah informal ekonomis islam (KIEI). KIEI dibuat oleh Forum Studi Islam (FSI) Fakultas Ekonomi UI dan dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan (6 minggu) termasuk di dalamnya ada UTS dan UAS (namanya juga kuliah!). Terdapat tiga kelas yang bisa diikuti yaitu kelas basic, kelas banking, dan kelas insurance. Saya sendiri akhirnya memilih kelas basic karena masih awam dengan konsep-konsep ekonomi dalam pandangan Islam dan ingin mengetahui gambaran umum tentang bagaimana cara Islam menentukan kerangka aturan ekonomi.

Sebelum masuk ke tema utama artikel ini, ada sedikit kisah menarik yang ingin saya ceritakan sebelum mengikuti kuliah ini. Kuliah ini sebenarnya sudah lama diadakan di FE UI secara rutin dan saya sudah tahu tentang keberadaannya semenjak kuliah dari Kak Hadi Math 03 (makasih bro, hehe..) yang pada waktu itu telah menyelesaikannya. Saya tertarik untuk ikut namun tidak tertarik untuk mencari info lebih jauh, so, gimana bisa ikut kalo gitu. Akhirnya waktu berselang sekian tahun dan saya bertemu lagi dengan Kak Hadi ketika sedang kumpul reuni CT HMD. Nah ketika bertemu itulah saya jadi ingat lagi tentang kuliah tersebut, saya tanyakan apa namanya dan ternyata namanya adalah KIEI. Langsung saja saya googling tentang KIEI dan ternyata kuliah tersebut sudah dimulai di hari sabtu pekan kemarin. Ceesssss, langsung lemas badan ini setelah mengetahui kenyataan bahwa saya sudah terlambat untuk ikut dan harus menunggu setahun lagi. Tapi kali ini saya tidak menyerah, langsung saya hubungi panitia dan menanyakan apakah saya masih bisa ikut, tak masalah bagi saya jika harus ketinggalan satu pertemuan. Sms saya baru dibalas oleh panitia esok harinya, tebak apa isinya?? Katanya KIEI diundur dan baru dimulai minggu depan! Horeeeee!! Jadi ingat sama suatu hadist,
Rasulullah SAW bersabda : Allah Azza wajalla berfirman : “Apabila hamba-Ku mendekat pada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat padanya satu hasta, dan apabila dia mendekat pada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat padanya satu depa, dan apabila dia mendekat pada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat padanya dengan berlari.”
Demikian kisah kecil saya sebelum memulai KIEI. Saya jadi semakin yakin bahwa Allah pasti akan membantu orang yang sungguh-sungguh untuk mencari ilmu.

Sebelum masuk ke bahasan utama, satu hal yang ingin saya tekankan di sini setelah saya mengikuti KIEI dan belajar tentang ekonomi Islam, yaitu saya sadar bahwa sistem ekonomi Islam bukanlah ditujukan untuk orang-orang Islam saja, namun dapat diterapkan bagi seluruh manusia untuk menciptakan sistem ekonomi yang berkeadilan. Ibarat seorang turis asing yang sedang berwisata di Indonesia, maka dia harus tunduk pada aturan yang berlaku di Indonesia. Misalnya dia mau mengendarai motor, maka dia harus menggunakan helm sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Namun apakah dia harus pindah kewarganegaraan untuk bisa mengendarai motor di Indonesia? Tentu saja tidak bukan? Demikian pula dengan sistem ekonomi Islam, seseorang tidak harus menjadi seorang muslim untuk dapat menerapkan ekonomi Islam, bahkan negara-negara maju yang notabene sebagian besar penduduknya bukan Islam seperti Inggris, Cina, Singapura, dll, sekarang berlomba-lomba untuk menerapkan sistem ekonomi Islam dan membuat bank Syariah skala besar. Hal apa yang membuat mereka tertarik dengan ekonomi Islam? Baiklah, langsung saja kita masuk ke bahasan utama! Ehem, mulai sekarang pakai bahasa yang (agak) serius. :p

Sunday, November 21, 2010

Kelinci vs Kura-kura


Kali ini saya akan menceritakan suatu kisah klasik yang terkenal dan mungkin pembaca sudah pernah mendengarnya. Kisah yang sederhana dan jenaka, namun sarat makna dan pelajaran. Cerita ini berjudul kelinci dan kura-kura. Bagaimana, sudah pernah mendengarnya bukan? :)

Alkisah suatu hari hiduplah seekor kelinci dan seekor kura-kura. Sang kelinci memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh seekor kura-kura, yaitu kemampuan untuk berlari dengan sangat cepat. Hewan-hewan lain pun pasti akan kaget jika kelinci tersebut berlari di sebelahnya karena kecepatannya yang tinggi.

Suatu ketika, kelinci sedang berlari dengan sangat cepat dan bertemu dengan seekor kura-kura di tengah perjalanannya. Kura-kura tersebut juga sedang berlari, namun janganlah pembaca bandingkan kecepatannya dengan sang kelinci. Walaupun kura-kura tersebut sedang berlari, tetap saja kecepatannya adalah kecepatan seekor kura-kura yang lambat. Sang kelinci pun berhenti dengan tiba-tiba untuk sekedar mengejek kura-kura tersebut dan berkata bahwa sang kura-kura berlari dengan sangat lambat! Hah, sombong sekali kelinci tersebut. Banyak hewan-hewan lain disekitar situ yang tidak suka mendengar perkataan kelinci namun hanya bisa mengejek dari jauh.

Friday, October 15, 2010

dust, plant, and dandelion...




apparently..
 
we are just dust in the universe..
we are small plant in the vast field..
we are dandelion seeds..

unknown...
unobserved...
forgotten..

but we're not mere dust..
not an ordinary plant..
not a pesimistic dandelion..

we have big dreams..
we have ambission..
we have passions..

we try to fly high..
we try to grow tall..
we try to reach the sky..

mustn't give up.. paths are still far ahead.. gather energy.. learn.. pray.. focus..

Monday, September 27, 2010

Share with alumnus Matematika UI

Hari Sabtu seminggu setelah lebaran, tepatnya tanggal 18 September 2010, saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara Sinus Maple (share with alumnus dan mathers plan for future). Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa pembicara lainnya seperti Pak Ade Bungsu, Mba Maika Randini, dan Pak Ali Zainal. Tidak ketinggalan juga acara pelatihan public speaking oleh None Jakarta 2010 kita, Poetri Monalia.

Inti dari acara tersebut adalah berbagi pengalaman oleh para alumni Matematika UI tentang dunia pekerjaa. Seperti yang telah saya utarakan di artikel saya sebelumnya yang berjudul Matematika: apa, bagaimana, dan mau jadi apa?, bahwa kuliah di matematika UI bukan hanya bisa menjadi guru/dosen seperti yang dikira oleh banyak orang, maka di acara tersebut dipaparkan pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang lulusan matematika. Jawabannya: banyak! Alumni-alumni yang datang ada yang bekerja di bank (itu saya maksudnya, hehe), di perusahaan riset, di asuransi, bahkan sukses menjadi miliader di bisnis MLM.

Dari saya sendiri, ada beberapa hal yang saya ungkapkan di acara tersebut. Pertama, pilihlah minat yang disukai. Ingatlah bahwa hukum permintaan dan penawaran selalu berlaku, artinya siapkan ilmu sesuai dengan karir yang akan kita tempuh. Tidak usah ribet atau bingung untuk memilih minat, pilihlah bidang yang disukai. Contoh, saya suka dengan teka-teki, logika, dan angka, sebaliknya saya tidak suka menghafal. Selain itu, saya juga suka dengan statistika. Saya ingin sekali mengambil jurusan statistik dan merupakan impian untuk kuliah di UI, namun karena di UI tidak ada jurusan statistik, akhirnya saya memilih jurusan matematika UI.

Saturday, September 25, 2010

Ular yang melingkar-lingkar

Beberapa waktu ini rubik's cube telah menjadi populer kembali. Di toko buku, toko mainan mewah, sampai ke toko mainan pinggir jalan atau abang-abang mainan keliling hampir pasti menjualnya. Padahal kalau dipikir-pikir rubiks itu termasuk game yang sulit untuk diselesaikan tapi dijualnya banyak ke anak-anak kecil. Tapi gapapa, biar melatih kemampuan berpikir anak-anak dalam menyelesaikan masalah.

Nah, bagi yang sudah bosan dengan rubiks 3x3 karena sudah berkali-kali menyelesaikannya, atau mungkin sudah malas untuk mencoba menyelesaikan ukuran rubiks yang lebih besar, coba saja rubiks snake. Tidak seperti rubiks 3x3, 4x4, dan rubiks putar 3 dimensi lainnya yang hanya mempunyai satu solusi, rubiks snake ini termasuk puzzle yang memiliki banyak sekali solusi.

Inilah penampakan dari rubiks snake ketika belum diubah bentuknya

bentuk dasar: ular

Thursday, September 16, 2010

Siapa harus mengalah?

Semakin besar jumlah keluarga, maka lama-kelamaan akan semakin lucu dan anehlah struktur pohon silsilahnya. Begitu yang saya rasakan berada di keluarga besar ibu dari Indramayu, Jawa Barat. Kisah dimulai ketika kami mudik lebaran 2010 kemarin, tiga keluarga kami yang tinggal di Jakarta pergi bersama-sama ke Indramayu. Saya dan ibu pergi bareng kakak yang sudah berkeluarga beserta istri dan anaknya. Anak kakak saya tersebut bernama Rani, umur 2 tahun. Di awal mudik lebaran tersebut, kami langsung menuju ke Kuningan untuk bersilaturahmi ke rumah-rumah saudara nenek, setelah itu barulah kami bisa bersenang-senang menikmati liburan di Indramayu.

Kejadian bermula ketika Mas Adi alias kakak saya membelikan balon buat anaknya, yaitu Rani. Senanglah si Rani dapet balon yang bagus berbentuk helikopter. Dibawanya balon tersebut ke dalam rumah untuk diperlihatkan ke saya, sang om favorit :p. Tentu saja di dalam rumah ada banyak orang, karena kami sedang silaturahmi lebaran. Diantara keramaian itu juga ada sepupu-sepupu saya.

Perlu diketahui bahwa rentang umur di keluarga kami sangat jauh, kakak saya yang paling tua berumur 30 tahun, dan sepupu saya yang paling kecil baru 3 bulan! Saat itu, salah satu sepupu saya yang bernama Nabil, umur 1.5 tahun,  melihat balon helikopter Rani dan langsung merebutnya. Bisa ditebak kejadian apa yang terjadi selanjutnya, mereka rebutan balon, tak ada yang mau mengalah. Kami tertawa melihat kejadian tersebut karena baru kali ini melihat om Nabil merebut balon Rani sang keponakannya sendiri. Seharusnya om ngalah sama ponakan, kan?? Eh, tapi tunggu dulu, ternyata Rani lebih tua daripada omnya, dan seharusnya yang lebih tua harus mengalah kepada yang muda, kan??

Sunday, August 22, 2010

Matematika: apa, bagaimana, dan mau jadi apa?

What's so good about math? Ilmu ini sering dikaitkan dengan sesuatu yang rumit, hanya berhubungan dengan angka-angka, dan tidak prospektif. Mungkin hal-hal tersebut yang menyebabkan orang menjauhi jurusan matematika. Buktinya? Pertanyaan yang sering terlontar ke saya setelah orang bertanya "ambil jurusan apa kuliahnya?" dan saya jawab "Matematika" adalah "wah hebat ya, susah banget tu, mau jadi dosen ya?". Ya, kuliah di matematika terlihat begitu sulit dan sering dikaitkan dengan jenis pekerjaan dosen atau guru, untungnya masih ada sedikit pujian: dibilang hebat, hehe... :) (padahal cuma mau nyenengin doank kayaknya.. :p). Kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman kuliah di Departemen Matematika UI, seperti apa tempatnya, apa saja yang dipelajari di sana, dan mau jadi apa setelah lulus nanti. Lihat bagaimana lulusan matematika dapat bersaing dengan baik dan sukses di dunia kerja. Stay tuned... :)

Introducing: Mathematics Department, University of Indonesia

Departemen Matematika UI didirikan pada tahun 1961 bersama-sama dengan Departemen Fisika, Kimia, dan Biologi di bawah Fakultas MIPA. Pada waktu itu Departemen Matematika masih menempati kampus UI Salemba, baru kemudian di tahun 1987 (sama dengan tahun kelahiran saya :D ) pindah ke kampus UI Depok dan menempati gedung berlantai 4. Departemen Matematika merupakan salah satu program studi yang menerima dana QUE (Quality for Undergraduate Education) sebesar US$ 1.6 juta. Fasilitas yang ada di sana antara lain adalah laboratorium komputer, perpustakaan, dan auditorium. Ketika saya lulus, Departemen Matematika sedang memindahkan dan memperbaiki laboratorium komputer dan perpustakaannya ke gedungnya yang berlantai 4 yang sebelumnya berada di gedung yang terpisah.

Tuesday, August 17, 2010

Suatu hari di bulan Ramadhan


Ada apa dengan bulan Ramadhan? Kita semua sudah tahu keistimewaan bulan ini, tidak perlu saya jelaskan lagi dengan rinci. Di bulan ini Allah melipatgandakan pahala seseorang yang berbuat kebajikan, mungkin hal inilah yang membuat orang berlomba-lomba beribadah dengan gigih di bulan ini, begitu pun dengan saya. Saya membuat judul seperti di atas karena saya mempunyai banyak kenangan di bulan ini. Bulan Ramadhan memberi saya banyak pengalaman berharga dan selalu dapat membuat saya merenung tentang hidup.

Sembilan tahun silam, kelas 3 SMP di suatu SMP swasta di Depok berlabel Islam Terpadu, Nurul Fikri namanya, mungkin pembaca pernah mendengarnya? :) Hari-hari berjalan seperti biasa di Ramadhan tahun itu -peningkatan ibadah, pengurangan maksiat- namun ada satu kejadian yang mengubah hidup saya: papa saya dipanggil oleh Allah. Ya, seorang Ibu, seorang anak SMP dan kakak-kakaknya yang masih harus sekolah telah ditinggal pergi oleh papa yang notabene adalah tulang punggung keluarga. Harus seperti apa hidup kami nantinya? Namun Allah memang Maha Pengasih, Alhamdulillah kami bisa hidup cukup walau papa telah tiada. Walaupun kesedihan mengalir deras waktu itu, namun tahun-tahun berikutnya saya bisa bersyukur karena papa dipanggil oleh-Nya ketika bulan Ramadhan, sungguh saat yang sangat mulia.

Di suatu hari bulan Ramadhan, Allah menguji kesabaran hamba-Nya...

Sunday, August 15, 2010

Hello World!

Assalamualaikum kawan...!
Hello World...!

Sudah lama saya tidak mengunjungi blogger, apalagi untuk melihat hasil blog saya yang telah tiga tahun tidak pernah diedit. Blog itu adalah blog pada umumnya yang hanya berisi berita yang (menurut saya) menarik dan beberapa link download aplikasi hp atau komputer yang (sebenarnya tidak) gratis. Ya, mungkin saya termasuk satu dari beberapa orang yang pernah semangat untuk mempunyai blog namun semangat itu pudar seiring dengan berlalunya waktu. Blog tersebut telah lama terlupakan, hampir mati, mungkin kalau pakai istilah kesehatan dia sedang koma: hidup namun tak sadar, tak bergerak. Namun entah mengapa hari ini saya melihatnya kembali, mengingatkan pada masa lalu, ketika saya masih menjadi mahasiswa di jurusan Matematika Universitas Indonesia. Melihat kembali blog itu membangkitkan kembali semangat menulis saya dan membuat saya merenung, entah sudah berapa banyak tulisan yang akan saya hasilkan jika sejak saya membuat blog itu saya tetap konsisten dalam menulis artikel? Mungkin sedikit banyak tulisan yang telah saya hasilkan akan bermanfaat bagi khalayak.

Akhirnya pada hari ini, di hari kelima bulan Ramadhan, saya memutuskan untuk menulis kembali. Tidak di blog yang sama -daripada terus mati suri, blog lama tersebut akhirnya telah saya istirahatkan untuk selamanya (innalilahi) alias telah saya hapus- namun di alamat baru ini. Semoga tulisan-tulisan saya berikutnya dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Okeh, langkah tersulit kedua sudah saya lalui: memulai. Selanjutnya saya masuki fase tersulit pertama: melanjutkan. (Mungkin banyak yang menganggap bahwa memulai lebih sulit daripada melanjutkan, yup saya setuju, tapi dalam hal ini menurut saya melanjutkanlah yang lebih sulit! Butuh konsistensi dan semangat terus menerus.) Doakan semoga saya terus menulis dengan konsisten... :)

Siiip, Bismillah... :)